Page

Minggu, 20 November 2011

JIKA KITA INGIN MAJU, MAJULAH SELAGI MASIH ADA KESEMPATAN UNTUK MELAKUKANNYA !

BICARA JUJUR SOAL MIFEE

Pertanian Modern
Mengubah Dunia

BAGAIMANA Anda mendapatkan bahan makanan ? Apakah Anda membelinya atau menanam sendiri ? Belum lama berselang, sebagian besar penduduk bumi adalah petani yang hidup dari hasil bercocok tanam mereka sendiri. Tetapi sekarang, di beberapa negeri industry, hanya 1 diantara 50 orang yang bertani. Bagaimana terjadinya perubahan besar ini ?

Kemajuan dalam efisiensi pertanian dimulai secara perlahan dan kemudian semakin pesat. Setiap perubahan itu mengharuskan jutaan keluarga membuat penyesuaian besar, dan proses ini masih terus berlanjut di seluruh dunia. Dengan melihat sekilas bagaimana pengaruh kemajuan masyarakat, Anda dapat memahami keadaan dunia sekarang.

Perubahan Besar Mulai

Di luar dugaan, salah satu perubahan besar yang menyebabkan ditinggalnya pertanian tradisional di Eropa terjadi pada abad ke-12, ketika horse colar, semacam pelindung dada dan leher pada kuda, diperkenalkan. Berkat alat itu, kuda bisa dipekerjakan tanpa takut tercekik. Jadi, kuda yang diperlengkapi dengan alat ini dapat menarik lebih kuat, lebih cepat, dan lebih tahan lama disbanding sapi. Dengan tenaga kuda, para petani dapat meningkatkan produksi mereka. Mereka dapat menggunakan bajak besi untuk lahan yang tadinya mustahil digarap. Satu langkah maju lainnya adalah diperkenalkannya jenis tanaman yang dapat menyuburkan tanah_seperti polong-polongan. kapri, semangi, dan alfalfa_yang memperkaya tanah dengan nitrogen. Tanah yang subur menghasilkan panenan yang lebih limpah.

Kemajuan awal ini memungkinkan para petani menanam tanaman pangan dalam jumlah yang sangat banyak dengan maksud untuk dijual. Alhasil, kota-kota bertumbuh pesat, karena orang-orang bisa mebeli makanan dan bekerja sebagai produsen barang dan perajin. Dari kalangan produsen, perajin, dan petani yang kaya muncullah orang-orang yang menghasilkan mesin pertanian yang pertama.

Sekitar tahun 1700, Jetro Tull, seorang petani Inggris, menemukan alat penabur benih yang ditarik kuda yang menggantikan pekerjaan menabur dengan tangan, yang sering kali memboroskan benih. Pada tahun 1831, di Amerika Serikat, Cyrus McCormick menemukan mesin penuai yang ditarik kuda yang dapat menarik gandum lima kali lebih cepat daripada yang dapat dilakukan orang yang menggunakan sabit. Selain itu, kira-kira pada waktu yang sama, para pedagang mulai membawa pupuk ke Eropa dari pesisir Ades di Amerika Selatan. Penggunaan mesin dan pupuk meningkatkan hasil secara luar biasa. Tetapi, bagaimana pengaruhnya atas masyarakat ?

Berkat kemajuan dalam pertanian terbukalah jalan bagi revolusi industry karena banyak makanan murah tersedia di kota. Revolusi ini mula-mula terjadi di Inggris sekitar tahun 1750-1850. Ribuan keluarga harus pindah ke kota-kota industry untuk bekerja di tambang batu bara, pabrik penuangan besi, galangan kapal, dan pabrik tekstil. Mereka tidak punya banyak pilihan. Petani kecil, yang tidak mampu menggunakan metode pertanian yang baru hanya memperoleh sedikit uang dari panenan sehingga mereka tidak dapat membayar sewa. Mereka terpaksa meningggalkan ladang mereka dan tinggal di daerah-daerah perkotaan yang kumuh, padat, dan rawan penyakit. Keluarga-keluarga tidak lagi bertani bersama-sama karena kaum pria harus bekerja selama berjam-jam di pabrik-pabrik. Tak lama kemudian, negeri-negeri lain juga mengalami perubahan yang sama.


Teknologi Pertanian Menimbulkan
Lebih banyak Perubahan.

Menjelang tahun 1850, beberapa negeri telah menjadi cukup kaya untuk mendanai riset dalam bidang pertanian. Penelitian ilmiah dalam bidang pertanian terus menghasilkan perubahan hingga masa kita sekarang. Misalnya, para pembudidaya tanaman mempelajari genetika dan mengembangkan tanaman yang panenannya lebih banyak atau lebih tahan terhadap penyakit. Para peneliti juga menemukan campuran yang tepat dari nitrat dan fosfat yang diperlukan untuk jenis tanaman atau tanah tertentu. Seraya tanaman mulai tumbuh, para buruh tani sibuk menyiangi lalang. Tetapi banyak di antara mereka yang kehilangan pekerjaan swaktu para ilmuan mengembangkan herbisida yang ampuh yang meperlambat tumbuhnya lalang. Serangga, ulat, dan kumbang moncong adalah musuh bebuyutan dari orang-orang yang bercocok tanam. Namun, sekarang bagi para petani tersedia banyak bahan kimia untuk membasmi hamper setiap jenis hama.
Kehidupan para peternak juga berubah. Berkat robot pemerah susu dan mesin pemberi makan ternak, seorang peternak dan pembantinya bisa mengurus hingga 200 ekor sapi. Para petani jga dapat menggemukan anak-anak sapid an babi lebih cepat dengan menaruh ternak itu bukan lagi di tempat terbuka melainkan di dalam bedeng khusus, sehingga suhu dan makanan mereka dapat diatur.

Hasil yang dicapai melalui teknologi pertanian sering kali spektakuler. Beberapa petani meningkatkan hasil produksi mereka seratus atau bahkan seribu kali lipat per pekerja dibandingkan masa sebelum mereka memanfaatkan kemajuan teknologi. Tetapi, apa pengaruh perkembangan ini atas kehidupan masyarakat ?

Gaya Hidup Petani Berubah

Mesin-mesin telah mengubah gaya hidup petani di banyak tempat. Kebanyakan petani dan buruh tani harus mempunyai keterampilan untuk menjalankan dan memelihara mesin-mesin yang canggih. Dan, semakin banyak petani bekerja sendirian. Tidak ada lagi gotong-royong dalam menanam, mencangkul, dan memanen.
Di banyak negeri, muncul kelas petani baru, petani yang juga menjadi pebisnis berpedidikan tinggi yang berspesialisasi untuk menghasilkan secara massal beberapa atau jenis produk pertanian. Ia telah banyak berinvestasi dalam bentuk lahan, bangunan, dan mesin. Namun ia masih bergantung kepada orang lain. Perusahaan raksasa yang mengelolah makanan dan jaringan supermarket mendikte bukan saja harga melaikan juga jenis, ukuran, dan warna hasil pertanian itu. Para insinyur pertanian merancang sistim produksi dan perusahan-perusahaan yang berspesialisasi di bidang itu  memasok pupuk yang tepat, pestisida, dan bibit hibrida yang cocok dengan keadaan lahan pertanian mereka. Sudah banyak kemajuan yang dicapai jika dibandingkan dengan cara bertani lelurnya. Tetapi, ia masih terus berjuang, dan ada orang-orang yang khawatir akan kemungkinan timbulnya dampak yang membahayakan dari teknik pertanian tertentu.

Para Petani Masih Menghadapi Krisis

Di negeri-negeri maju, masih banyak petani yang terpaksa kehilangan lahan mereka karena tidak dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan agrobisnis yang besar. Petani yang tetap ingin mempertahankan gaya hidup lama yang mereka sukai harus melakukan pekerjaan sambilan di bidang jasa, termasuk penyediaan akomodasi bagi para wisatawan atau memberikan pelayanan kepada orang yang berkemah, bermain golf, dan membuat barang kerajinan setempat. Yang lain lagi beralih ke bidang yang menghasilkan produk khusus seperti makanan organik, bunga, atau menangkar binatang-binatang langka.
Di negeri-negeri yang lebih miskin, di mana sebanyak 80 % penduduknya mungkin hidup dari bercocok tanam, banyak petani kecil juga mengalami perubahan besar yang tidak menyenangkan. Perusahan-perusahaan internasional yang menggunanakan metode pertanian industry bisa jadi membeli kebanyakan lahan yang terbaik untuk menghasilkan panenan yang dapat dijual ke tempat yang jauh. Para petani kecil sering mengerjakan lahan yang tandus atau ladang yang kecil dengan satu atau dua mesin saja, kalaupun mereka memilikinya, untuk menghasilkan makanan bagi keluarga mereka.
Perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota yang sekarang terjadi di banyak negeri merupakan puncak proses yang sudah dimulai berabad-abad yang lalu. Perubahan dari gaya hidup agraris ke kehidupan perkotaan masih menguntungkan beberapa orang dan merugikan orang lain. Hanya ada sedikit pemerintah, kalaupun ada, yang menyediakan bantuan praktis bagi orang-orang yang terkena dampaknya.

Umat manusia sungguh membutuhkan Kerajaan Allah, yang akan mendatangkan perubahan sehingga kehidupan kita menjadi lebih baik ! _ Yesaya 9:6. Bukan Pra Aktivis Lingkungan / Jejaring Non Pemerinah, tetapi Pemerintah karena Pemerintah adalah Perpanjangan Tangan Allah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar